Sabtu, 08 Juni 2013

Fairy tale chapter 9 a true love





Kiara POV



" Bisakah kalian jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" Kepala ku berdenyut cepat membuatku sangat pusing.

Aishhh. Apa sekarang di dalam tubuhku terpasang magnet? Kenapa setiap orang tiba tiba memelukku. Daniel si jutek itu entah kenapa main peluk saja, bilang khawatir padaku juga? Aneh! Mana disana ada sarah lagi. Ini si Veon juga ikut ikutan memelukku, plusss bilang cinta??? Kita kan baru kenal kemarin. Segampang itukah peri jatuh cinta?

Ini lagi muncul orang asing yang sangat cute di depanku. Tunggu? Barusan aku bilang cute? Ahhh aku memang tak bisa diam kalau melihat cowok keren dikit. hehehe. Apa ini kakak Veon? Tadi Veon memanggilnya kakak kan? Berarti dia juga peri?

" Aku akan jelaskan padamu." Daniel angkat bicara. Wajahnya terlihat aneh. Seperti menahan marah dan sedikit sedih.

" Lebih baik kamu panggil Alden sekalian. Biar tak perlu menjelaskan berulang ulang." Sahut cowok cute yang entah siapa namanya.

" Baiklah, aku jemput alden dulu. Kiara mana liontinku." Pinta Daniel.

Aku menyerahkan liontinnya tanpa mengatakan apapun. Seketika Daniel menghilang bersamaan dengan cahaya putih.

" Kita duduk saja dulu." Kata cowok cute itu sembari mendudukkan dirinya di kursi terdekat. Veon mengikuti instruksinya dan langsung duduk di kursi sebelahku. Dan aku memilih duduk di sebelah Veon. Lebih "aman" rasanya duduk di sebelah orang yang ku kenal. Veon jadi lebih pendiam sejak kedatangan orang asing ini. Wajahnya terlihat murung. Heran, meski cemberut begitu Veon masih terlihat tampan.

" Jadi kamu yang namanya Kiara?" Tanya cowok berlesung pipi itu mencoba memulai percakapan.

" Iya." Jawabku singkat sembari tersenyum sopan.

" Apa kau pacar Daniel?" Tanyanya lagi dengan senyum jahil yang membuat wajahnya semakin menggemaskan. Ingin sekali aku mencubit kedua pipinya.

" Ah,, tidak." Jawabku sedikit malu. Pacar apanya cowok jutek seperti itu lebih pas di sebut MUSUH.

" Ve? Kenapa kamu tersentak? Kaget?" Tanya cowok itu yang sekarang menatap tajam Veon. Meskipun kata katanya terdengar ringan, tatapannya benar benar menusuk.

" Bukankah sudah ku katakan aku menyukai gadis ini kak." Sahut Veon lirih, dia menundukkan wajah seperti terdakwa yang sedang mengakui kesalahannya.

" Berhentilah melakukan kebodohan! Dia manusia Ve! MANUSIA!!!" Kata cowok itu dengan suara meninggi.

" Ada apa ini?" Tanya cowok bersuara bass yang tiba tiba ada di ruangan ini.

" Oh, kalian sudah datang." Kata kakak Veon dengan nada suara yang kembali normal.

" Siapa dia?" Tanya cowok berbadan tinggi tegap itu sambil menunjuk ke arahku.

" Ini yang ingin ku jelaskan pada kalian." Kata Daniel dengan suara berwibawa.

" Ya sudah, duduk dan mulai bercerita." Perintah kakak Veon.

" Kiara, sebelumnya aku sudah pernah jelaskan padamu kan tentang pemegang kunci." Tanya Daniel kepadaku.

Aku menggangguk mantap.

" Sekarang aku perkenalkan satu per satu. Aku, Daniel, pemegang kunci dari dunia manusia." Kata Daniel sambil menundukkan kepalanya memberi hormat. Aku jengah dengan sikapnya. Meskipun dia bilang aku ini calon ratu, tapi tak nyaman rasanya di perlakukan seperti itu oleh temanku sendiri.

" Dia, Caith, pemegang kunci dari dunia peri." Lanjut Daniel sambil menunjuk ke arah kakak Veon. Jadi dia juga pemegang kunci.

" Dan ini Alden, pemegang kunci dari dunia gelap." Sambungnya sambil menunjuk orang yang tadi datang bersamanya.

" Caith, Alden, Veon, ku perkenalkan pada kalian, ini Kiara." Jeda sejenak, Ketiga pria tampan ini menatap Daniel menunggu penjelasan selanjutnya.

" Kiara adalah calon Ratu." Kata Daniel sambil menatap lurus ke arahku.

Mata ketiga orang ini seketika membesar karena kaget. Serempak mereka langsung menoleh ke arahku dan menatap tak percaya kepadaku. Sungguh, jika aku bisa, aku ingin menghilang segera dari tempat ini daripada di tatap dengan cara seperti ini oleh empat cowok itu. Aku hanya diam tak bereaksi, tak bisa menyangkal, tapi juga tak mau mengiyakan.

" Apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan Dan?" Tanya Alden pada Daniel.

" Tentu. Kakek yang mengatakannya padaku. Lagipula, liontin ini bereaksi di tangannya. Bukankah seharusnya hanya kita bertiga yang dapat menggunakannya?"

" Benarkah?" Tanya Alden lagi. Caith tidak secerewet tadi. Dia lebih banyak memandang Veon. Entah apa yang sedang di pikirkannya.

" Iya. bukan hanya sekali, tapi tiga kali." Ucap Daniel.

" Wahhh, berarti kita beruntung. Tidak semua pemegang kunci bisa bertemu dengan sang ratu." Kata Alden sambil tersenyum kepadaku. Aku yakin, semua gadis pasti bertekuk lutut jika melihat senyum memikatnya itu.

" Ve?" Kata Caith yang akhirnya berbicara. Yang di panggil hanya menunduk. Veon terlihat takut pada kakaknya ini.

" Apa sejak awal kamu tahu kalau dia adalah calon ratu? Makanya kamu bersikap baik padanya bahkan menyatakan cinta segala?" Tanya Caith masih dengan tatapan "membunuh"nya.

" Apa maksud kakak?" Tanya Veon tak percaya, bagaimana bisa kakaknya mengucapkan kata kata menyakitkan seperti itu.

" Walaupun kamu bukan pemegang kunci, tapi kamu tahu semuanya tentang ketiga dunia, termasuk tentang ratu. Bukankah dulu kita selalu belajar bersama? Apa kau lupa kenapa kau sampai di usir dari istana? Itu karena kau merengek memintaku membawamu melihat ketiga dunia lain. Bahkan saat aku bilang tidak, kau nekat memegang tanganku saat aku akan pergi ke dunia manusia."

" Kakak! Kamu tahu aku bukan orang seperti itu! Bagaimana bisa kakak berkata begitu? Dulu aku hanya penasaran kak. Ingin melihat sendiri hal hal yang selama ini hanya ku baca dalam buku." Kata Veon hampir menangis.

" Sudahlah Caith, kenapa kamu selalu memarahi adikmu ketika kalian bertemu? Kasihan dia." Kata Alden menengahi. Melihat Alden aku jadi ingat Vani. Sikapnya sangat mirip dengan Vani, penengah yang bijaksana. Hahhh, aku sangat merindukan sahabat sahabatku.

" Jadi, apa rencanamu untuk sang ratu Dan?" Tanya Caith pada Daniel. Orang ini, suasana hatinya benar benar bisa berubah dengan sangat cepat. Barusan marah marah sekarang sudah normal lagi. Huffttt Aneh!!!

" Aku akan membantunya mempelajari tentang 3 dunia. Dia dari duniaku, jadi dia tanggung jawabku." Jawab Daniel dengan penuh berwibawa. Dia terlihat sangat berbeda dengan Daniel yang biasa ku lihat di sekolah.

" Baiklah, sesekali waktu kami akan membantumu mengajari Kiara, bagaimanapun dia adalah ratu kita, jadi ini tugas kita bersama." Kata Alden.

Daniel hanya menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum hangat.. Aku mengamati keempat cowok yang sedang berada di hadapanku ini. Sepertinya aku akan sering bersama dengan keempat orang ini.

Aku baru sadar, sejak tadi Veon terus memandangiku.

" Kenapa Ve?" Tanyaku agak gugup.

Bukannya menjawab tanyaku Veon malah menatap kakaknya.

" Kak, kalau benar dia adalah Ratu, nanti dia akan punya sayap kan?" Tanya Veon pada kakaknya.

Tunggu, apa katanya? Sayap? Aku akan punya sayap?

" Iya benar, lalu?" Tanya Caith masih tak paham dengan maksud Veon.

" Bukankah nanti akan terlihat pada sayapnya, dia orang yang tepat atau bukan?" Kata Veon lagi.

" Lancang sekali kamu Ve! Beraninya kamu membandingkan Ratu dengan peri biasa." Kata Caith kembali marah. Aku sendiri tidak paham apa maksud kata kata Veon.

" Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Alden. Kelihatannya orang ini memang punya rasa ingin tahu yang tinggi.

" Veon! Dia jatuh cinta pada sang Ratu." Jawab Caith terdengar sedikit geram.

" Apa?" Alden tersentak kaget.

" Tapi awalnya aku tidak tahu kalau dia itu ratu kak." Kata Veon mencoba membela diri.

" Sekalipun dia bukan ratu, kau tetap tidak boleh jatuh cinta padanya. Dia itu manusia dan KAU! Peri." Kata Caith penuh emosi. Sekalipun dari tadi Caith terus marah marah pada Veon, tapi aku dapat melihatnya dengan jelas. Kasih sayang kakak terhadap adiknya. Caith marah hanya karena tak ingin Veon berada dalam masalah.

" Berhentilah membentaknya Caith." Kata Alden.

" Lagipula dia ada benarnya juga kan?" Lanjut Alden.

Seakan melihat kebingunganku, Caith mencoba menjelaskannya secara Detail.

" Begini Ratu, bagi kami, para peri, kami hanya jatuh cinta sekali seumur hidup. Jatuh cinta pada jodoh kami. Jodoh para peri bisa di lihat dengan jelas yaitu dengan melihat sayap masing masing. Kami yang berjodoh selalu memiliki sayap yang sangat mirip. Kami hanya perlu menemukannya, jatuh cinta, menikah, lalu hidup bahagia." Kata Caith panjang lebar.

" Tapi, bagaimana jika kalian jatuh cinta pada peri yang memiliki sayap berbeda?" Tanyaku.

" Entahlah, tapi selama ini belum pernah terjadi hal seperti itu. Ini seperti hukum alam di dunia peri. Selalu seperti itu selama beribu ribu tahun."

" Bagaimana dengan Veon? Aku bahkan tak punya sayap. Bagaimana bisa dia jatuh cinta padaku." Tanyaku sehati hati mungkin agar tidak melukai perasaan Veon.

" Dia selalu seperti ini dari dulu. Melanggar aturan. Hanya itu yang bisa di lakukannya sejak kecil." Kata Caith sambil membuang muka.

" Aku akan menunggunya." Kata Veon tiba tiba.

" Apa maksudmu Ve?" Tanya Caith.

" Bukankah kau sudah dengar Kiara, peri hanya jatuh cinta sekali seumur hidup. Dan aku sudah jatuh cinta padamu. Aku akan menunggunya, sampai sayapmu keluar. Agar bisa kita tahu, kamu jodohku atau bukan." Kata Veon pelan. Aku hampir menangis mendengar ucapannya. Sedalam itukah perasaannya padaku?

Belum selesai kekacauan perasaanku mendengar ucapan Veon, tiba tiba Daniel menarik tanganku.

" Sudah hampir gelap. ayo kita pulang." Kata Daniel tanpa tersenyum sedikitpun. Ekspresi wajahnya sulit ku artikan.

" Ahh,, Dan..." Aku tak sempat bicara apaun, cahaya putih sudah keluar dari liontin Daniel dan membawa kami kembali ke dunia manusia.

Cowok jutek ini, dia tak pernah memperlakukanku dengan baik. Menyebalkan!!!


* * * * * * * * * * * * *

to be continue



Tidak ada komentar:

Posting Komentar