Jumat, 14 Juni 2013

Fairy tale Chapter 14 Pertentangan hati








Kiara POV


Aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari punggungku.

entah apa, yang jelas, sekarang sakit yang dari tadi menyiksaku sudah hilang dengan sendirinya.
Lalu tiba tiba kamarku di penuhi dengan cahaya putih yang sangat terang. Apa aku akan berpindah tempat lagi? Cahaya itu mulai meredup, walau masih tersisa sedikit kilauan di dalam kamarku. Ah.. tapi tak terjadi apa apa, aku masih berada di kamarku. Di depanku terlihat mama yang shock menatapku.

" Veon.." Terdengar suara Caith yang memanggil adiknya dengan panik.

 Reflek aku langsung menoleh ke arah sumber suara.

Bbekkk

saat aku meoleh, terdengar suara aneh, entah apa. Aku melihat Veon tergeletak pingsan di samping ranjangku. Segera saja aku ingin turun dari ranjang dan menghampirinya.

Prangggg.....

Tiba tiba vas bunga di samping ranjangku pecah karena terkena.....

Apa ini???

Sayap?

Jadi yang keluar dari punggungku itu... sayap?

Sayap putih yang bersinar... Jadi cahaya putih itu berasal dari sayapku?

Hahhh... Apa hari saat aku jadi ratu sudah dekat? Kenapa fisiku mulai berubah...

" Ratu,, kau baik baik saja?" Tanya Alden.

" Ah,, iya." Jawabku masih bingung. Veon.. Sekarang veon lebih penting daripada sayapku.

" Caith, cepat baringkan Veon di ranjang." Kataku sambil berdiri dari ranjangku.

" Tidak ratu, lebih baik aku bawa Veon pulang sekarang." Kata Caith sambil merengkuh Veon ke dengan kedua tangannya.

" Aku ikut." Kataku cemas. " Mama, Kiara pergi dulu ya." Kataku lalu kami berlima segera hilang dari kamarku dan sekarang berada di dalam kamar Caith.

Caith langsung membaringkan Veon di ranjangnya. Veon terlihat sangat lemah. Bibirnya kering, matanya terlihat hitam dan bengkak. Tubuhnya kurus dan tak terawat. Sakit apa dia?

" Aku mau memanggil peri hutan dulu." Kata Caith sambil keluar dan terbang entah kemana.

" Veon sakit apa?" Tanyaku lebih kepada diriku sendiri.

" Dia tidak sakit ratu, hanya sedikit merindukanmu." Jawab Alden enteng seakan itu hal sepele. Apa maksudnya? merindukanku sampai seperti ini? Veon?

" Apa yang terjadi?" Terdengar suara ratu Kayla dari arah pintu bersama raja Eferhard.

Kami hanya diam membiarkan ratu Kayla melihat sendiri kondisi Veon.

" Veon.." Kata ratu kayla terisak. Air matanya mengalir deras melihat kondisi putranya.

" Cepat panggil Alix kemari." Kata raja Eferhard

" Caith sedang memanggilnya raja." Jawab Alden kalem. Ketenangannya benar benar luar biasa.

Tak berapa lama Caith datang bersama peri kecil yang mungkin hanya sebesar telapak tanganku. Wajah dan tubuhnya sama seperti manusia, tapi sayapnya bening transparan seperti sayap capung, warnanya hijau muda segar, bentuknya seperti sayap kupu kupu hanya saja sedikit meruncing di tiap ujungnya.

" Alix, cepatlah periksa putraku." Kata ratu Kayla pada peri hutan kecil itu.

Peri itu langsung terbang mendekat ke Veon. Turun di pergelangan tangannya, sepertinya sedang memeriksa nadinya. Lalu terbang lagi, sekarang peri itu turun di wajah Veon, membuka sedikit mata Veon dan bibirnya.

Peri hutan itu lalu terbang menuju ratu kayla dan membisikkan sesuatu di dekat telinga ratu.

" Caith, cepat cari bunga weish dan armei. buah pir ungu dan biji deint." Kata ratu Kayla yang langsung di sambut Caith dengan terbang secepat kilat.

" Ratu, Veon kenapa?" Tanyaku yang tak sanggup lagi menahan rasa khawatir.

" Ratu Kiara..." Ratu Kayla tampak ingin mengatakan sesuatu tapi urung. " Veon tidak apa apa, hanya kekurangan tenaga." Jawab ratu kayla dengan hormat. Aku tidak suka di perlakukan seperti itu. Aku hanya anak kecil. Tak perlu menunduk seperti itu padaku.

bkk bkk bkkk

Sayapku terus mengepak pelan di belakang punggungku. Kenapa sayap ini terus bertenger. Peri yang lain bisa mengeluarkan dan memasukkan sayap mereka sesuka hati, kenapa sayapku terus eksis di balik punggungku.

" Ibu, ini." Kata Caith yang baru tiba sambil menyerahkan nampan berisi bunga bungaan, buah dan biji.

Ratu kayla mencelupkan bunga bunga itu ke dalam wadah berisi air lalu membasuhkannya ke wajah Veon. Ajaib! Berangsur angsur wajah Veon mulai terlihat segar, tidak seperti tadi.
Perlahan, Veon mulai membuka matanya..

" Kiara.." Rintihnya pelan.

" Makan ini." Kata ratu Kayla sambil memberikan buah dan biji bijian pada Veon. Veon menurut dan langsung memakan semuanya.

" Bagaimana? Sudah enakan?" Tanya ratu Kayla ketika Veon sudah menghabiskan makanannya.

" Sudah tidak apa apa bu." Jawab Veon lembut.

" Veon." Kataku pelan. Semua yang ada di ruangan itu langsung menoleh ke arahku.

" Kiara.." Gumam Veon. Kembali terpancar kesedihan di mata Veon saat dia melihatku, lebih tepatnya sayapku.

Aku ingat betul. Peri selalu berjodoh dengan mereka yang bersayap sama. Dan sayapku berbeda dengan Veon. Artinya... Aku bukan jodohnya....

Apa ini?

Kenapa aku sedih? Apa aku....   Suka Veon?

Ahh,, tidak tidak. Pasti aku hanya kasihan karena dia temanku.

Tapi kenapa rasanya begitu menyakitkan. Tak terasa bulir bening jatuh dari kedua mataku.
Aku menangis...

Semua yang ada di ruangan ini diam melihatku menangis. Entah apa yang mereka pikirkan. Veon berdiri dari ranjangnya dan menghampiriku. Lalu mengusap pelan kepalaku.

" Nona manis? Kenapa kau menangis?" Tanya Veon lembut.

Ku tatap lekat mata coklatnya. Mata yang selalu bisa menenangkanku. Aku tak yakin apa yang sebenarnya ku rasakan. Tapi.. Aku... Aku hanya tidak suka melihat Veon sedih. Apalagi dia sampai sakit karenaku.

" Veon.." Hanya itu kata yang mampu ku ucapkan.

" Iya ratuku.. Ada apa? Kenapa menangis?" Tanya Veon penuh pengertian.

" Maaf.. kamu sakit karena aku kan." Kataku sambil masih menatap matanya.

" Ini bukan salahmu Kiara. Aku sendiri yang mencintaimu. Memang tak seharusnya." Katanya sambil mengelus sayapku pelan.

bkk bkk bkk.

Tiba tiba aku melayang rendah.. ahhh bagaimana ini, sayapku bergerak sendiri.

Untung Veon cepat menarik tanganku dan menurunkanku kembali menjejak lantai.

" Kau harus belajar mengendalikan sayapmu Kiara." Kata Veon.

" Benar. Bagaimana kalau sementara waktu ratu tinggal disini saja sampai ratu bisa mengendalikan sayap ratu? Akan sangat berbahaya kalau sampai ada manusia yang melihat ada orang memiliki sayap." Kata Caith.

" Ah,, benar juga. Itu lebih baik ratu." Kata Alden mengiyakan.

" Bukankah mama menunggu ratu pulang? Dia pasti khawatir sekarang." Kata Daniel tampak tak setuju.

" Daniel.. memang lebih baik kalau ratu Kiara ada disini. Bukankah kau bisa menyampaikan pada orang tuanya kalau ratu harus belajar disini untuk beberapa hari?" Kata Ratu Kayla.

" Baiklah.. Saya permisi dulu." Kata Daniel sambil menghilang.

Anak itu... Benar benar menyebalkan, dia bahkan tak menungguku bicara.


- - - - - - - - - - -


Daniel POV


" Ahhhhhhhhh"

Apa apaan itu? Kenapa Kiara menangis? Untuk Veon? Hahhh Jadi mereka saling mencintai?

Lucu sekali!

Apa? Kalian mau bilang aku pengecut? Ini salahku sendiri? Aku memang tak pernah berani mendekati Kiara, lalu kenapa?

Sekarang aku menyesal?

Mungkin...

Ya... Aku menyesal...

Aku takut kehilangannya...

Kiara,

Aku mencintaimu.

Aku ingin memilikimu, untukku.

- - - - - - - - - -


Alden POV


" Baiklah, sepertinya saya juga harus undur diri. Sampai bertemu lagi ratuku." Kataku sambil tersenyum dan segera kembali ke duniaku.

Kenapa semua jadi seperti ini?

Apa perang benar benar akan terjadi lagi?

Ratu.... Gadis rapuh itu... Entah bagaimana dia sudah membuat kami seperti itu.

Aku yakin sekali, perubahan sikap Daniel tadi. Dia pasti akan berusaha keras untuk memiliki ratu. Dan Caith... Dia juga akan mati matian melindungi adiknya. Tak kan membiarkannya sakit hati lagi.

Huuftt

Ratu memang mempesona.

Apakah duniaku juga harus turut memperebutkan ratu?

Aku benar benar tidak ingin perang itu terulang lagi..

Aku harus melakukan sesuatu..



* * * * * * * * *

to be continue



Tidak ada komentar:

Posting Komentar