Kamis, 06 Juni 2013
Fairy tale Chapter 5 The queen
Author POV
Sarah, Vani dan Vina tak bisa berkata apapun di depan mama dan papa Kiara. Mereka shock berat ketika mengetahui Kiara menghilang entah kemana. Apalagi sekarang sudah malam. Liana, mama Kiara, hanya bisa menangis membayangkan kemungkinan terburuk yang mungkin menimpa anak semata wayangnya.
" Om akan lapor polisi, agar bisa lebih cepat menemukan Kiara. Kalian pulang saja dulu. Ini sudah malam." Kata Hardi, papa Kiara kepada tiga sahabat itu.
Mereka langsung patuh dan beranjak pergi keluar. Tak ada satupun yang bicara. Badan dan pikiran mereka terlalu lelah. Kecemasan menguasai seluruh kesadaran mereka.
- - - - - - - - - - -
Kiara POV
" apa yang harus ku lakukan?"
" Bagaimana kalau Veon hanya pura pura baik padaku. Lebih baik aku kabur sekarang mumpung aku sendirian."
" Tapi..."
" Mau kabur kemana???? Hiks.... Aku bahkan tak tahu daerah sini. Tak ada seorangpun yang bisa ku mintai tolong. Bisa bisa aku malah mati konyol di luar sana."
" Sebaiknya aku coba percaya pada si coklat itu. Dia satu satunya harapanku."
Rumah Veon sangat sederhana. Hanya ada furniture seperlunya saja. Di ruang tamu ini hanya ada meja panjang dengan empat kursi kayu. Lemari buku kecil dan vas bunga besar yang di dalamnya ada bunga putih seperti yang ada di kamar, Hanya saja yang di sini bentuknya lebih besar. Saat aku melihat lihat dapurpun hanya ada peralatan masak seadanya. lantainya juga terbuat dari batu, entah batu jenis apa. Sepertinya batu adalah komoditas paling penting di dunia peri.
" Apa Veon orang miskin ya? Rumahnya sederhana sekali."
" Atau memang rumah semua peri seperti ini. Cuma ada perabotan seadanya."
" Aku lapar.. Tapi cemilan yang ada bentuknya aneh semua. Apa ini bisa di makan?" Bentuknya seperti buah cheri, tapi warnanya coklat. Yang satu lagi seperti roti kering tapi sangat keras. Makanan apa ini? Jangan jangan sudah kadaluarsa.
Mending makan buah ini saja, kelihatannya masih segar, jadi lebih "aman" di banding roti keras itu.
" Ehmm, manis banget.. Ternyata rasanya enak. Rasanya kaya' rambutan. Seger dan manis banget." Tahu enak gini aku makan dari tadi. Habisin sekalian....
Tapi...
Kok gini ya...
Perutku MULESSSS.....
Aduh,, toilet dimana toilet. Aku bener bener ga' tahan.
Apa ini rumah ga' ada toiletnya? kenapa aku cari cari ga' ketemu sih!!
" AHHH perutku sudah mau meledak rasanya."
( Kiara celingak celinguk di belakang rumah) Disini sepi, terpaksa deh.. Modal daun saja.
Hiks.. Ini hal paling menjijikan yang pernah kulakukan seumur hidup... Hueks...
" Pasti veon sengaja, huhh, jadi dia ingin meracuniku." Awas saja nanti kalau pulang.
- - - - - - - - - - - -
Daniel POV
" Daniel? Tumben pagi pagi gini sudah bangun nak? Ini kan hari Libur." Tampaknya ayah belum menceritakan soal ini ke ibu.
Semalaman aku tak bisa tidur memikirkan apa yang di katakan kakek.
" kemungkinan dia adalah calon ratu."
" apa maksud kakek?"
" maaf, kakek belum sempat bercerita sebelumnya, karena kakek pikir, sang Ratu belum akan muncul sekarang."
" Lanjutkan kek, jangan bertele tele."
" Setiap 1000 tahun sekali, akan muncul seorang Ratu yang akan memimpin ketiga dunia. Tugasnya adalah menjaga keseimbangan ketiga dunia agar tidak terjadi kesenjangan antar dunia. Dia akan merubah peraturan dan tugas para pemegang kunci agar lebih sesuai dengan perubahan zaman."
" Jadi dengan kata lain dia adalah pemimpin kami."
" Benar. Saat dia sudah menginjak kedewasaan, dia bahkan bisa membuka gerbang antar dunia tanpa menggunakan kunci. Dia juga akan memiliki bentuk fisik yang mewakili makhluk dari ketiga dunia."
" Fisiknya akan berubah?"
" Benar. Tapi bukan itu yang harus kalian risaukan."
" Ada hal lain lagi kek? ini saja sudah membuatku pusing."
" Akan ada saatnya nanti sang Ratu harus memilih pendamping hidup. 1000 tahun lalu, hal ini yang menyebabkan perang antar dunia. Karena setiap dunia menginginkan sang ratu agar dunianya jadi lebih kuat. Perempuan itu gampang di pengaruhi. Jadi siapapun yang jadi suami sang Ratu bisa saja mempengaruhi sang Ratu agar membuat kebijakan yang menguntungkan satu dunia saja. Karena keputusan Ratu tak bisa di bantah."
" Lalu, apa yang terjadi 1000 tahun lalu?"
" 1000 tahun lalu, sang ratu terpilih berasal dari dunia peri. Dia punya kekasih yang juga dari dunia peri. Tapi, pemegang kunci dari dunia manusia dan dunia kegelapan tidak setuju, menurut mereka, sang Ratu harus menikah dengan salah satu pemegang kunci. Karena dianggap lebih pantas untuk mendampingi Ratu. Walaupun sebenarnya tidak ada peraturan seperti itu. Itu hanya karena mereka takut kalau dunia peri memanfaatkan sang ratu. Sampai akhirnya suatu hari kekasih sang ratu meninggal dunia. Tak ada seorangpun yang tahu apa penyebab kematiannya. Tapi sang Ratu menuduh pemegang kunci dunia kegelapan yang membunuhnya. Karena mereka bisa sihir. Dunia kegelapan tidak terima dengan tuduhan Ratu, dan pecahlah perang itu. Ratu benar benar lepas kendali dan memerintahkan dunia peri dan dunia manusia menghancurkan dunia kegelapan. Tak ada yang bisa membantah perintah Ratu." kakek menghela nafas panjang.
" Sampai akhirnya sang Ratu sadar kalau perbuatannya salah. Dia hanya menuduh tanpa bukti. Ratu menghentikan perang dan akhirnya bunuh diri."
aku benar benar shock mendengar cerita kakek. Seberat itukah beban menjadi seorang ratu.
" Seluruh dunia berkabung dengan kematian sang Ratu. Sejak kejadian itu di buat kesepakatan agar tidak mencampuri urusan pasangan hidup ratu. Pemegang kunci tidak boleh menikahi Ratu. Lebih baik Ratu di biarkan menikah dengan orang biasa dan menutupi identitasnya sebagai Ratu."
" Pemegang kunci tidak boleh menikahi Ratu?"
- - - - - - - - - - -
" Daniel sayang, kenapa melamun. Di ajak ngbrol diem aja." Ibu membuyarkan lamunanku. Raut cemas mulai tergurat di wajah senja ibuku.
Apakah suatu hari nanti aku juga bisa seberuntung ayah? Mendapatkan seseorang yang bisa menerima takdir kami sebagai pemegang kunci. Jaman sekarang, peri saja di anggap dongeng. Bagaimana ada cewek yang mau percaya siapa aku sebenarnya. Aturannya juga susah. Pemegang kunci tak boleh mengajak orang lain untuk melewati gerbang antar dunia sekalipun itu keluarganya sendiri. Kecuali, anak pertama yang nantinya akan menjadi pemegang kunci berikutnya.
" Daniel? Apa sedang ada masalah nak?" Mata ibuku benar benar sangat teduh.
" Iya bu, masalah besar. Apa ayah belum cerita?"
" Belum nak, ayahmu juga terlihat sangat stres." Lalu aku menceritakan semuanya pada ibu. Ibuku hanya bisa mengangguk mendengar ceritaku.
" Apa tak ada yang bisa di lakukan untuk membawa temanmu kembali kesini nak? Keluarganya pasti sangat kuatir sekarang."
Ahh iya, kenapa aku sama sekali tidak terpikir dengan keluarga kiara. Mereka pasti sangat panik sekarang. Sudah sehari semalam anak mereka menghilang tanpa kabar.
" Tidak ada bu, Daniel tak bisa membuka gerbang tanpa kunci itu. Sekarang kuncinya hilang bersama Kiara." Ibu mengelus elus punggungku menenangkan.
Aku harus menghubungi keluarga Kiara. Sebaiknya aku temui Vina atau Vani. Mereka kan sahabat dekat.
" Bu, Daniel keluar dulu ya." aku langsung menyambar kunci mobil dan tancap gas.
" tuut tuut, Halo?"
" Vin ketemuan yuk, aku ada perlu, sekalian ajak Vani sama Sarah ya. Aku tunggu di lapangan bola depan sekolah sekarang."
" Okay."
- - - - - - - - - - - - -
Author POV
" Ada apa ngajak ketemu? Kita lagi sibuk." Vina tampak acuh, bukan karena ga' suka sama Daniel. Tapi memang karena mereka benar benar sibuk nyari Kiara kesana kemari.
" Ga' usah jutek gitu dong Vin." Sarah keliatan banget rasa sukanya sama Daniel.
" Kalian gi nyari Kiara kan?" Tanya Daniel to the point yang sukses membuat 3 sahabat ini memajukan badannya merapat ke Daniel.
" Lo tahu dimana Kiara Dan?"
" ehmm, nggak juga sih." jawab Daniel bingung merangkai kata.
" Yahh, kirain." Jawab mereka bertiga serempak.
" Tapi bukan ga tahu juga." Jawab Daniel "masih" bingung merangkai kata yang tepat.
" Maksud lo apa sih. Jangan mainin kita gini deh." Vina dari tadi kelihatan tak sabaran.
" Yang jelas.." Daniel terlihat sedang merangkai kata.
" Yang jelas sekarang Kiara ada di bawah tanggung jawab gue. Kalian ga usah kwatir, sampein juga ke keluarga Kiara, Gue akan berusaha bawa dia pulang sesegera mungkin." Ketiga sahabat itu melongo mendengar penuturan Daniel. Tapi, belum sempat mereka mengajukan pertanyaan atas kata kata Daniel, dia sudah tancap gas dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
" Apa maksudnya coba?" Vina terlihat masih "nyaman" dalam kekagetannya.
" Setidaknya ada kemajuan sedikit. Sekarang kita bisa cari tahu keberadaan Kiara lewat Daniel." Sarah terlihat sedikit cemburu.
" Ayo kita kabari om sama tante." ajak Vani.
- - - - - - - - - -
" Apa maksud kata kata kalian? Siapa Daniel? Apa dia menculik dan menyembunyikan anakku?" Om Hardi kelihatan sangat murka.
" Seenaknya saja bilang Kiara ada di bawah tanggung jawabnya. Dia pikir bisa seenaknya begitu menyembunyikan anakku?"
" Daniel ga mungkin nyulik Kiara om, dia anak baik kok. Lagipula dia juga tidak tahu dimana tepatnya keberadaan Kiara." Sarah berusaha membela Daniel yang langsung mendapat kata kata pedas dari om Hardi.
" Kalau ada penculik yang mau ngaku, penjara sudah penuh sekarang!" om Hardi benar benar lepas kendali. Tante Liana hanya terdiam dalam tangis. Dia hanya ingin secepatnya bisa memeluk putrinya.
" Antar om dan tante ke tempat Daniel." Perintah om Hardi tanpa bisa di bantah ketiga sahabat itu.
- - - - - - - - - - - - -
Veon POV
" Oh, sedang tidur rupanya." Pantas rumahku jadi tenang kembali. Manusia ini... Wajahnya sangat manis. Rambut hitam legamnya sangat serasi menempel di wajahnya yang putih. Mata, hidung dan bibirnya terlukis indah di wajahnya yang kecil itu.
Tapi, saat matanya terpejam seperti ini, membuatnya terlihat sangat rapuh, membuat setiap orang yang melihatnya ingin melindunginya.
" Kiara... nama yang cocok untukmu." Tak bosan rasanya memandangi wajah tidurnya. Tubuhnya juga sangat kecil. Ringan sekali membawanya terbang kesana kemari.. Apa makanan di dunia manusia tidak bergizi. Kenapa makhluknya kurus kering begini.
" Kiara... "
< Lho lho lho, ini kenapa wajah Veon semakin mendekat ke Kiara... Apa dia mau??... >
" cup."
" bibirnya sangat manis."
* * * * * * * * * * * * * * *
Segini dulu ya Readers..
Kritik dan sarannya sangat ku harapan, agar cerita ini jadi lebih menarik.
^0^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar