Sabtu, 03 Agustus 2013

Fairy Tale Chapter 25 Coronation Day









Kiara POV


"Daniel..."

" Hemm..." Dia hanya menyahut panggilanku dengan gumaman. Kami sedang berjalan menuju rumahku. Daniel sengaja tidak langsung berpindah ke rumah saat kami dari dunia peri tadi. Kami memang butuh jalan-jalan sebentar. Sekedar saling bicara...

" Aku takut.."

Daniel menghentikan langkahnya dan menghadap ke arahku. Memandangku dalam... "Aku tak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu Kiara... Aku akan selalu melindungimu... Sekalipun itu harus mengorbankan hidupku.."

Daniel menyentuh leherku yang terluka karena ulah Dean. Lukanya memang sudah mengering. Tapi masih menyisakan rasa perih yang menyiksa...

"Maafkan aku sayang,, aku tak mampu melakukan apapun tadi. Harusnya akulah yang melakukan apa yang di lakukan Veon. Tapi aku tak berdaya..."

Aku mengeratkan genggaman tanganku pada Daniel. "Aku tidak apa-apa. Sungguh." Aku tersenyum menenangkannya.

Daniel hanya tersenyum tipis. Lalu kami kembali berjalan pulang. Sangat pelan... Sangat hening...

" Aku langsung pulang ya." Kata Daniel begitu kami tiba di sepan pintu rumahku. "Aku harus menjelaskan kejadian tadi pada ayah dan memintanya membuat penjagaan di gerbang antar dunia."

Aku mengangguk mengerti.

Daniel langsung beranjak pergi begitu mendapat persetujuanku.

" Daniel..." Panggilku ketika dia sudah beberapa meter di depanku.

Daniel hanya membalikkan badan tanpa kembali mendekat.

" Tentang pernikahan... Apa yang harus ku lakukan?"

" Pirkinkanlah dengan baik Kiara... Aku akan selalu mendukung apapun keputusanmu.." Daniel tersenyum menenangkan. "Sudah ya.."

Aku mengangguk dan melambaikan tanganku. Daniel kembali berjalan pulang ke rumahnya.

------------


Aku terbangun saat hari menjelang pagi. Kami memang sengaja mengganti acara peresmianku pada pagi hari untuk berjaga-jaga. Karena gerbang antar dunia sudah terbuka lebar begitu matahari terbit. Aku benar-benar cemas. Aku yakin Dean dan Carra tidak sendirian. Apa sebenarnya motif mereka?

Aku langsung menelepon Daniel untuk membangunkannya. Dia bilang kalau di rumahnya sudah ramai anak-anak beladiri asuhan ayahnya. Kalau nanti benar-benar ada serangan.... Aku pesimis kalau teman-teman Daniel itu bisa menghadapinya. Kalau peri yang menyerbu, mungkin masih imbang karena mereka bisa di lukai dengan benda tajam seperti halnya manusia. Kelebihan mereka hanyalah bisa terbang. Tapi kalau iblis yang menyerang? Bahkan pisaupun tak mampu melukai mereka. Dengan mudah mereka bisa memantrai manusia sampai kami tak berkutik.

Aku bergegas mandi dan berganti pakaian. Saat aku turun ke bawah, papa dan mamaku sudah siap dengan pakaian resmi mereka. Wajah mereka terlihat sama cemasnya denganku. Aku memang selalu menceritakan apapun yang terjadi pada kedua orang tuaku.

Kami langsung bergegas menuju rumah Daniel. Kali ini kami akan berpindah dunia menggunakan gerbang, tidak memakai liontin. Sarah, Vina dan Vani sudah ku minta untuk berkumpul disana. Aku ingin orang-orang terdekatku ada di upacara peresmian. Selain aku memang menginginkan mereka di hari pentingku. Aku juga ingin memastikan keselamatan mereka. Setidaknya jika mereka berada di dekatku. Aku bisa melindungi mereka semampuku.

Begitu kami tiba di rumah Daniel. Keadaannya benar-benar ramai. Mungkin ada sekitar 10 anak seusiaku dan beberapa yang lebih tua. Mereka pasti murid beladiri ayah Daniel.

Daniel langsung menyambutku dan membimbing kami menuju gerbang di belakang rumahnya. "Alden sudah datang." Bisiknya. Ah benar. Alden membawa beberapa pengawalnya untuk membantu pertahanan di gerbang manusia. Ada enam orang yang datang bersama Alden.

" Tidurmu nyenyak Kiara?" Sapa Al begitu kami sudah berada di depannya.

Aku hanya mengangguk singkat. Aku bahkan tidak yakin semalam aku tidur atau tidak. Pikiranku terlalu kacau. Bahkan sekalipun tidur, yang kudapat hanyalah mimpi buruk.

Sarah Vina dan Vani datang bersamaan. Mereka langsung memperhatikan leherku dengan prihatin. Ya, aku sudah menceritakan kejadian kemarin pada mereka.

Matahari sudah terbit. Semua sudah lengkap. Kami bergegas menuju dunia peri. Ayah Daniel memberi instruksi kepada anak didiknya. Alden juga memberi perintah pada pengawalnya. Kami semua begitu tegang. Entah apa yang sedang mengancam kami.

Daniel meremas tanganku lembut. "Jangan tegang sayang. Akan kupastikan semua berjalan lancar." Dia tersenyum menenangkanku meski aku tahu dia sendiri juga tegang.

Kami semua melewati gerbang antar dunia dan kami tiba di aula besar dunia peri. Tempat gerbang di dunia peri berada.

Saat kami sampai, semua orang sudah berkumpul disana. Raja dan ratu dunia peri beserta Caith dan Veon. Veon terlihat sangat lemah. Aku yakin dia pasti merengek pada kakaknya agar di perbolehkan ikut upacara ini.

Raja dan ratu dunia kegelapan juga sudah datang bersama Elden dan Filia. Ayah dan ibu Daniel langsung membaur bersama mereka. Mama dan papaku masih terlihat canggung dan takjub. Tapi... kami semua sadar,... tak ada waktu untuk sekedar berbasa basi.

Rombongan kami langsung berteleport ke taman bunga tempat upacara akan di adakan. Tentu saja dengan sihir para iblis.

Kami tidak jadi mengadakan pesta besar. Terlalu beresiko. Kami hanya akan melakukan upacara penobatan saja. Dan yang menghadiri hanya orang-orang terdekat kami.

Alden yang akan memimpin upacara. Dia yang tertua di antara pemegang kunci yang lain, jadi ini menjadi tugasnya.

" Kiara.. Ikuti kata-kataku..." Aku mengangguk mantap mendengar perkataan Alden. Ketegangan segera merasuk ke dalam diriku.

" Aku berjanji, akan mengabdikan seluruh hidupku. Untuk menjaga dan melindungi ketiga dunia yang hidup berdampingan. Tanpa perasaan lebih condong kepada salah satu dunia. Menyeimbangkan hukum antar dunia. dan menegakkan kebenaran di dunia."

Aku langsung mengikuti kata-kata Alden dengan sejelas-jelasnya. Tanpa keraguan sedikitpun.

" Kebaikan akan selalu menang." Lanjut Alden.

" Kebaikan akan selalu menang." Aku mengikuti kata-kata Alden dengan takzim.

Aku merasakannya. Sesuatu seperti merasuk ke dalam diriku. Sayapku terkembang dengan sendirinya. Memancarkan cahaya putih yang menyilaukan. Tubuhku terasa lebih berenergi.

Alden maju ke arahku, di tangannya membawa sebuah mahkota cantik berwarna perak yang berkilau indah.

"Ini mahkota milik ratu tiga dunia, yang di wariskan turun-temurun setiap 1000 tahun. Selama ini di simpan di dunia kegelapan dengan sihir tertinggi." Alden memandangku dalam.

"Saat aku memakaikan mahkota ini, gumamkan kalimat ini Kiara 'akulah sang ratu tiga dunia... aku adalah milik dunia. dan dunia tunduk kepadaku..."

Alden memakaikan mahkota itu dengan sangat hati-hati. "Akulah sang ratu tiga dunia... Aku adalah milik dunia... dan dunia tunduk padaku..."

Cahaya putih langsung berpendar cantik begitu mahkota itu bertenger di kepalaku. Ada gejolak aneh di dalam tubuhku. Seperti ada kekuatan besar yang sedang meronta untuk di lepaskan...

Aku memandang Alden. Oh... Dia sedang menunduk dalam kepadaku. saat aku mengedarkan pandanganku, sungguh... Ini pemandangan paling menakjubkan yang pernah kusaksikan....

Seluruh alam sedang menunduk hormat kepadaku. Bahkan semua pohon dan rumput pun menunduk menghormatiku...

Selama sepuluh menit, tak ada yang bergerak... mungkin bahkan mereka tidak menarik nafas... Aku semakin menyadari siapa aku... Kekuatan apa yang tersimpan di dalam diriku...

Ya... Akulah sang ratu....

---------


Kami langsung kembali ke istana dunia peri begitu upacara selesai dilaksanakan. Sarah. Vina dan Vani tak henti-hentinya mengagumi keindahan istana ini. Aku senang akhirnya bisa mengajak mereka kemari.

Kami menuju aula besar. Jamuan makan sudah di siapkan disana.

Namun...

Langkah kami terhenti...

Para pengawal yang berjaga di gerbang dunia peri, semua tergeletak tak bernyawa.

Ratu kayla maju perlahan dengan langkah gontai, memeriksa satu per satu pengawal istananya. Elden juga melakukan hal yang sama pada pengawal dunia kegelapan yang memang disiapkan untuk membantu pertahanan di dunia peri.

Semua sama. Sudah meninggal...

Ketakutan langsung menjalar di dalam diri semua orang.

Sebenarnya apa yang sedang kami hadapi....?

" Kita harus bergerak cepat." Aku salut dengan ketenangan Alden. Bahkan dalam keadaan seperti ini pun, dia masih bisa sangat bijaksana.

" Aku akan mencari Carra, dia pasti ikut bertanggung jawab untuk semua ini." Kata Caith penuh amarah.

" Aku ikut kak, aku juga akan mencari Dean." Veon tak mau tinggal diam meski badannya masih sangat lemah.

" Jangan Ve, sebaiknya kau tinggal saja di istana. Kau masih terlalu lemah." Ratu Kayla melarang putranya.

Veon hanya mengangguk lesu. Dia memang masih sangat lemah akibat lukanya kemarin.

" Ayo Kiara, kita juga harus memeriksa keadaan dunia manusia." Ajak Daniel.

Aku tak langsung menjawab ajakannya...

" Daniel... Tolong bawa keluarga dan teman-temanku pulang. Aku harus ke dunia kegelapan." Kataku mantab.

" Dunia kegelapan?" Tanya Daniel.

" Lima Iblis terkutuk... Aku harus memeriksa penjara mereka... Aku takut... Siapapun yang ada di balik semua kekacauan ini... Dia pasti sedang berusaha membebaskan kelima iblis itu..."

Aku tahu... Semua orang langsung membeku mendengar kata-kataku. Hal ini seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan...

- - - - - - - - - - -


Daniel POV


Mataku terbelalak kaget saat kami semua sampai di belakang rumahku.

Keadaannya tak jauh berbeda dengan di dunia peri. Sebenarnya apa yang di incar oleh penjahat-penjahat itu? Kenapa mereka bisa semudah itu membunuh orang yang tak bersalah.

Ayahku terduduk di tanah memandangi anak didiknya yang tergeletak tak bernyawa. Sepuluh murid yang sudah di anggapnya seperti anaknya sendiri... Bagaimana kami akan menjelaskan semua ini kepada orang tua mereka...

Pengawal yang di bawa Alden juga bernasib sama. Padahal mereka bisa sihir... Pastilah yang menyerang mereka sangat kuat.

Ibuku menangis tersedu-sedu. Mama Kiara mencoba menenangkan ibu meski dirinya sendiri juga mennagis.

Hatiku diliputi kecemasan...

Kiara benar-benar dalam bahaya... Mereka pasti akan mengincar sang ratu...

- - - - - - - - - - -


 Kiara POV


Aku di temani si kembar Alden dan Elden menuju ke tempat tersegelnya kelima iblis itu. Teleport hanya bisa mencapai gerbang pulau terpencil itu. Selanjutnya kami harus berjalan kami menuju lembah dimana kelima iblis itu di penjarakan dengan mantra sihir yang sangat kuat.

Iblis itu di penjarakan di tempat terpencil dan dengan sihir terkuat. Tapi... Mereka masih tetap bisa berbuat jahat. Dengan memanfaatkan kelemahan hati manusia. Membisikan hal-hal yang tak seharusnya mereka lakukan. Sampai akhirnya rela menggadaikan jiwanya demi mendapatkan kekuatan besar untuk mewujudkan apa yang di inginkannya. Tapi sebagai gantinya, mereka harus berusaha membebaskan kelima iblis itu.

Aku yakin selama ini sudah banyak orang yang menjadi korban godaan iblis laknat ini. Termasuk kekasih Alden. Tapi... Entah siapapun yang sekarang sedang mengacau. Kurasa dia sangat kuat sampai bisa membuat kekacauan sebesar ini...

Kami sampai di depan gerbang penjara. Alden membukanya perlahan. Aku yakin dia sengaja mengulur waktu untuk menyiapkan hatinya.

Gerbang terbuka lebar....

Ketakutan kami menjadi kenyataan....

Kelima iblis itu tak ada disana....

Mereka telah terbebas....


* * * * * * * * * * * *


to be continue....







Tidak ada komentar:

Posting Komentar